Nadhif Sukses Budidaya 130 Varietas Stroberi dari Belahan Dunia 25/08/202126/08/2021 MEDIAKAMU.com - Generasi muda di Tanah Air kini mulai tertarik untuk terjun ke dunia pertanian. Kondisi tersebut tentunya membuat masa depan pertanian di Indonesia akan terus berkembang, ditambah lagi generasi milenial selalu membawa angin segar dengan menghadirkan beragam teknologi pertanian. Muhammad Nadhif Susilo, remaja berusia 17 tahun asal Bandung ini memilih untuk terjun ke dunia pertanian dengan mengusung sistem hidroponik. Ketertarikannya muncul ketika melihat hobi ayahnya di bidang pertanian. “Bermula dari papa sering menanam sayuran di balkon rumah, dari situ saya mulai tertarik dengan mengembangkan sayuran dan stroberi dengan sistem hidroponik,” ujarnya melalui pesan singkat kepada Sariagri, Selasa (24/8/2021). Saat ini Nadhif tengah mengembangkan beragam varietas stroberi yang dikumpulkannya dari beragam negara dan komunitas. Remaja yang baru saja menamatkan bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) ini mengatakan bahwa telah mengembangkan kurang lebih 130 varietas stroberi. “Semenjak pandemi karena kegiatan sekolah menjadi daring saya menyempatkan di waktu luang mempelajari berbagai varietas yang ada di belahan dunia, sampai saat ini saya sudah mengumpulkan dan mencoba mengembangkan -+130 varietas stroberi untuk menghasilkan bibit unggul dari persilangan stroberi yang unik,” jelasnya. Berbagai jenis varietas stoberi yang dikumpulkannya kemudian dikembangkan di dalam greenhouse miliknya yang terletak di Cimenyan, Bandung, Jawa Barat. Saat ini, kata dia, seluruh varietas tersebut dalam tahap penelitian dan pengembangan bibit untuk kemudian di tanam di lahan terbuka. “Untuk sekarang masih R&D dengan berbagai macam sistem hidroponik dft, nft, aeroponik, maupun fertigasi. Hasil dari sistem hidroponik menghasilkan bibit unggul yang sekarang saya coba untuk produksi di lahan openfield salah satunya di Soreang dan Puntang,” imbuhnya. Nadhif mencontohkan salah satu varietas stroberi yang sedang dikembangkannya yaitu berasal dari negeri Belanda. Dia juga menyebutkan bahwa varietas ini memiliki beberapa keunikan. “Contoh yang ini varietas asal Belanda. Keunikannya bunganya seperti mawar, menumpuk, jadi bisa sebagai tanaman hias. (Dari segi rasa) seperti asam, dan manisnya belum dijumpai di varietas lokal,” terangnya. Setelah melalui tahap pembibitan, lanjut Nadhif, bibit stroberi selanjutnya akan ditanam pada beberapa lahan terbuka yang berbeda, di antaranya Soreang, Puntang, Maribaya dan Dago. Dikatakannya, lahan-lahan tersebut bukan milik pribadinya melainkan dia bermitra dengan para petani dan pemilik lahan. “Dari setiap tempatnya itu kita kerjasama dengan pemilik lahan dan petani setempat,” katanya. Nadhif mengungkapkan bahwa sejauh ini hasil panen stroberi miliknya dijual melalui reseller buah dengan bermacam varian. Harga satu kilogram stoberi tingkat B-C dibanderol Rp40 ribu. “Untuk varietas lokal dijual per kilogramnya berdasarkan grade. Buah yang sekarang masuk digabungan grade b dan c itu di 40 ribu per kilogram,” tandasnya. Lebih lanjut Nadhif menambahkan, usaha pertanian yang dikelola bersama dua orang lainnya termasuk ayahnya ini, ke depan rencananya akan dibangun sebuah destinasi agrowisata yang terletak di Soreang. “Ini udah berjalan 3 bulan, rencananya ini bakal jadi agrowisata setelah pandemi berakhir. Untuk sekarang masih difokuskan untuk produksi buah,” pungkasnya. Sumber: Sariagri Share Tweet Share