You are here
Beranda > Lifestyle Milenial > Gotong Royong Identitas Bangsa yang Mulai Dilupakan

Gotong Royong Identitas Bangsa yang Mulai Dilupakan


Bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Youth Peatland Conference 2020 ditutup dengan membahas Peran Pemuda dalam Restorasi Gambut. Foto: Sindonews.com.

MEDIAKAMU.com -

Gotong royong adalah istilah Bangsa Indonesia untuk bekerja bersama-sama demi mencapai suatu hasil yang diinginkan. Jadi, gotong royong merupakan kegiatan yang dilakukan secara bersama dan bersifat suka rela dengan tujuan untuk memperlancar suatu pekerjaan agar menjadi mudah dan ringan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gotong royong mempunyai arti bekerja bersama-sama (tolong-menolong, bantu-membantu).

Kita ketahui gotong royong merupakan ciri khas budaya bangsa kita sejak dahulu. Nilai-nilai gotong royong yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat sebagai bagian dari sistem nilai budaya bangsa atau identitas nasional perlu dilestarikan, guna memperkuat integritas sosial masyarakat.

Tidaklah mudah untuk melestarikan dan mempertahankan semangat gotong royong di tengah-tengah masyarakat sekarang ini yang cenderung semakin individualistis dan kompetitif serta lebih menonjolkan persaingan daripada kebersamaan. Akan tetapi meskipun demikian, kita harus tetap terus berupaya didalam melestarikan budaya gotong royong, sehingga semangat gotong royong dan menanamkan rasa kebersamaan tersebut, dapat terus membudaya, mengakar dan melembaga dalam kehidupan bermasyarakat.

Dalam kegiatan gotong royong itu sendiri dapat secara tidak langsung menumbuhkan nilai-nilai luhur, antara lain dapat saling bersilaturahmi, saling membantu, bertukar pikiran dan cerita, saling menghargai dan mengenal satu sama lain, meringankan pekerjaan, dan menciptakan nilai persatuan.

Seiring zaman yang berubah, masyarakat semakin sibuk dengan kehidupannya masing-masing hingga menimbulkan efek individualisme. Masa sekarang ini, dampak globalisasi telah mempengaruhi pola pikir masyarakat Indonesia tentang hakikat budaya gotong royong. Masyarakat lebih suka membeli barang-barang mewah yang sarat dengan pemborosan daripada menyisihkan hartanya untuk membantu orang fakir dan miskin. Masyarakat menjadi cenderung individualis, konsumtif, dan kapitalis sehingga rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan senasib sepenanggungan antar sesama manusia mulai hilang diterjang derasnya arus globalisasi yang mempunyai dampak negatif serta dampak positif tanpa di pilah terlebih dahulu oleh umummnya masyarakat Indonesia.

Arus globalisasi dalam bidang sosial budaya begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama kalangan muda. Pengaruh globalisasi telah membuat banyak anak muda seakan kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Dari cara berperilaku, remaja cenderung mencoba sesuatu yang baru yang tidak mempedulikan dampaknya dan akibat yang ditimbulkannya.

Bagi generasi milenial mulailah tanamkan rasa gotong royong sekarang dan akan datang. Agar tradisi gotong royong dan jiwa tolong menolong dalam masyarakat tetap lestari dan senantiasa ada didalam masyarakat. Paling penting jati diri bangsa ini tidak hilang tenggelam di dilindas roda perkembangan zaman.