You are here
Beranda > Bisnis Terkini > Pengusaha Sukses Tidak Tamat SD, Mantan Kuli Bangunan Kini Punya Omset 1,5 M

Pengusaha Sukses Tidak Tamat SD, Mantan Kuli Bangunan Kini Punya Omset 1,5 M


Sanawi, Pemilik Brand Es Krim Vanessa | Sumber: Kisah Inspiratif

MEDIAKAMU.com -

Sukses merupakan impian setiap manusia. Perjalanan menuju sukses tidak lah mudah. Ada usaha, kerja keras serta jatuh bangun yang dilalui.

Sanawi pria kelahiran 10 ojtober 1974 adalah sosok pengusaha yang gigih,berasal dari Blora, Jawa Tengah. Masa kecilnya dihabiskan untuk menggembala ternak milik orang lain. Hingga akhirnya di usianya yang masih remaja, Sanawi memberanikan diri mengadu nasib di Jakarta.

Sanawi hanya berpendidikan sampai kelas 1 SD. Tak mengenal baca dan tulis, Sanawi memilih bekerja sebagai ternak hewan milik tetangga. Tak ingin terus terbelenggu dalam kemiskinan, saat remaja ketika itu berusia 16 tahun bertekad mencoba peruntungannya di Jakarta. Bersama tetangganya, ia berangkat dengan bermodalkan uang Rp 7.500 hasil penjualan ketela. Namun malang, sesampai di terminal Pulogadung, beliau malah ditinggal tetangganya.dengan terpaksa sanawi kembali pulang ke kampung halaman. Dengan tekad yang kuat, Sanawi akhirnya kembali ke Jakarta. Di Ibu Kota, ia menjadi kuli bangunan. Namun nasib baik belum berpihak. Karena keinginan untuk memperbaiki kehidupan Sanawi merantau lagi ke Samarinda sebagai buruh bangunan.

Selama menjadi kuli bangunan di Samarinda, Sanawi tidak pernah berhenti berusaha. Di sela-sela pekerjaannya, dirinya memilih untuk menjadi penjual es krim keliling. Bermodalkan Rp60 ribu, hasil pinjaman dari teman, dirinya bisa mengumpulkan pendapatan hingga Rp150 ribu setiap harinya. Pada awalnya, es krim yang Sanawi jual adalah salah satu dariĀ brandĀ es krim ternama. Selagi menjual es krim, ia tetap teguh pendirian dengan apa yang dicita-citakannya. Sanawi menerapkan gaya hidup super hemat. Dari hasil tabungannya itu, sedikit demi sedikit ia kumpulkan untuk mengembangkan usahanya

“Saya itu dulu kerja di bangunan. Kuli angkat-angkat semen. Habis itu jualan es, ikut orang. Lalu terus-terus berkembang jualan es, keliling pakai sepeda. Alhamdulillah sekarang sudah mengerjakan ratusan orang, mitra saya,” kata Sanawi seperti dikutip dari Sanawi Vanesa.

Sumber : YouTube/farizimaddudin

Pada saat itu Sanawi yang masih belum bisa baca-tulis selalu takut soal tanda tangan materai. Karena banyak temannya yang suka mengerjai jika surat dengan materai itu berbahaya.

Sekitar tahun 2011, Sanawi mulai belajar membaca dan menulis. Tanpa rasa malu, dia selalu minta diajarkan oleh anaknya. Hingga kerap membangunkan si kecil, demi mengatasi kebingungannya soal cara menulis setiap kata.

“Setelah punya mitra kerja, aku belajar terus, siang malam belajar terus. Kalau kita malu, tanya sama anak. Tidur tak bangunin, huruf dobel yang saya bingungkan. Misalkan, ‘tunggu’ G nya dua, itu saya bingung,” ujar Sanawi sembari tertawa lepas.

Sejak menjadi tukang es krim keliling, Sanawi mulai mempelajari bisnis. Dari situlah, ia tersirat untuk memulai usaha es krim sendiri. Tak pantang menyerah, keinginan Sanawi untuk belajar semakin kuat dan perjuangannya membuahkan hasil., menekuni dunia es krim melalui perusahaan tempatnya mengambil es krim. Setelah tiga tahun menjadi distributor es krim, pada tahun 2010, dirinya berhasil mengumpulkan 400 pengecer usaha tersebut terus berkembang hingga memiliki 700 mitra di berbagai kota besar. Bahkan, Sanawi juga memiliki brand sendiri bernama Vanesa dan memiliki pabrik yang berada di Kudus, Jawa Tengah.

Pendapatannya setiap bulan dari usaha es krim saja mencapai Rp1,5 miliar. Belum lagi tambahan dari bisnis minimarket di Samarinda dan Palangkaraya, jasa penyewaan kontainer, hingga pengolahan bebek dan ayam beku

Proses dan tantangan yang dijalani dengan tekun pasti akan membuahkan hasil, tutur Sanawi.