Inspirasi Sukses dari Tokoh Difabel Indonesia 20/09/202120/09/2021 Sumber : noodo media MEDIAKAMU.com - Memiliki kondisi tubuh yang berbeda dari orang lain kerap menjadi hal yang sulit untuk diterima. Keterbatasan fisik dan yang lainnya mungkin saja menjadi kendala untuk beraktivitas sebagaimana orang awam. Menjadi seorang difabel tentu tidak akan mudah, namun bukan berarti ia menyerah begitu saja. Meski memiliki fisik yang terbatas, kesuksesan tentu masih bisa diraih yang terpenting memiliki tekad yang sangat kuat. Di kutip dari beberapa sumber beberapa tokoh difabel yang sudah meraih kesuksesan dan tentunya bisa menjadi inspirasi khususnya bagi kalangan difabel serta semua orang bagaimana mereka tidak menyerah dengan keadaan walaupun mempunyai kekurangan. Angkie Yudistia, Pendiri Thisable Enterprise Foto: dok. kompas.com Lahir di Medan pada 5 Mei 1987, pendengaran Angkie mulai menghilang saat berusia 10 tahun. Diduga penyebabnya adalah efek obat-obatan yang dikonsumsi saat ia terserang beberapa penyakit, seperti malaria. Meski memiliki keterbatasan, ia berhasil menyabet gelar master dari Fakultas komunikasi di London School of Public Relations Jakarta. Setelah bekerja di berbagai perusahaan ternama seperti IBM Indonesia dan Geo Link Nusantara, Angkie memutuskan mendirikan Thisable Enterprise pada tahun 2009. Thisable Enterprise merupakan perusahaan penyedia SDM disabilitas. “Aku tahu sulitnya mendapatkan pekerjaan. Mengerti rasanya dengan bagaimana harus bertahan hidup di antara sulitnya akses menjadi minoritas. Tapi aku berusaha untuk selalu percaya bahwa setiap disabilitas memiliki peran masing-masing dalam pengembangan. Diakui menjadi warga yang setara adalah impian setiap disabilitas dan aku berusaha untuk menjadikan itu nyata,” tutur Angkie seperti dikutip dari Tirto.id. Angkie Yudistia dipilih Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai salah satu staf khususnya pada november 2019 menjadi salah satu juru bicara khusus presiden di bidang sosial. Habibie Afsyah Keterbatasan fisik tidak membuat pria tangguh bernama Habibie Afsyah ini menyerah pada keadaan. Pria ini lahir tahun 1988 dan menderita kelumpuhan yang disebabkan oleh Muscular Dystrophy Progressive, yakni kondisi kelumpuhan yang terjadi akibat adanya kesalahan fungsi pada otot tubuh. Penyakit ini membuat Habibie tidak mampu berjalan sendiri, bahkan bentuk tubuhnya menjadi tidak sempurna. Alhasil, pada kesehariannya ia harus menggunakan kursi roda. Namun dengan semua keterbatasan tersebut, Habibie mampu bepergian ke Singapura untuk menimba ilmu marketing pada program affiliate di situs belanja kenamaan Amazon. Kemampuan berpikirnya yang sangat bagus membuatnya mudah untuk mengaplikasikan ilmu tersebut pada bisnis yang dijalankan. Saat ini, habibi telah sukses dalam bisnis onlinenya tersebut dan bisa menghasilkan pendapatan sampai Rp10 juta per bulannya. Tarjono Slamet Sempat mengabdikan diri di PLN, Tarjono mendapatkan musibah saat menjalankan tugasnya. Pria ini tersengat aliran listrik yang bertegangan tinggi, sehingga sebagian tubuhnya tak lagi bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Tarjono harus kehilangan kaki serta jari tangannya karena diamputasi, sebab bagian tersebut sudah mengalami kelumpuhan yang disebabkan oleh kerusakan saraf. Selama 2 tahun setelah kejadian tersebut Karjono mengalami masa-masa yang sulit. Namun akhirnya pria ini mencoba peruntungan dan menata kembali hidupnya dengan mendirikan sebuah perusahaan bernama CV Mandiri Craft. Usaha yang bergerak di bidang kerajinan kayu ini fokus pada produksi alat peraga dan pembelajaran sekolah dalam bentuk-bentuk yang unik. Bisnis ini berjalan sukses dan bahkan mencapai pasar mancanegara. Berkat kegigihannya, ia bisa mendapatkan Rp150 juta per bulan dari bisnis yang dijalankannya. Irma Suyanti Wanita tangguh Irma Suyanti merupakan sosok difabel sukses dan inspiratif. Irma kena polio, sehingga cacat fisik akibat penyakit tersebut. Di dalam kesehariannya, Irma harus menggunakan tongkat untuk membantunya berjalan. Namun kondisi dan semua kekurangannya tersebut tak membuatnya menyerah atau bahkan terpuruk, sebab mimpinya untuk mendapatkan kesuksesan begitu sangat besar. Di tahun 1999, Irma mulai merintis bisnisnya dengan memproduksi keset. Pemasaran hanya dilakukan di lingkungan sekitarnya saja, termasuk ke pasar-pasar tradisional terdekat. Respon pasar begitu positif, produk kesetnya bisa laku banyak dan penjualan meningkat tajam. Hal ini membuatnya lebih bersemangat dan Irma memutuskan untuk memperbesar skala bisnisnya. Saat ini, Irma sudah memiliki karyawan hingga 2500 orang, sebagian bahkan penyandang disabilitas. Dari bisnis tersebut, Irma bisa mendapatkan omset hingga mencapai ratusan juta per bulannya. Fanny Evrita Rotua Ritonga Fanny Evrita Rotua Ritonga merupakan wanita penyandang tunadaksa yang memiliki keteguhan luar biasa. Lahir dengan keterbatasan fisik, Fanny memang pada awalnya banyak mendapatkan perlakukan yang kurang positif dari lingkungan di sekitarnya. Namun hal tersebut tak membuatnya terpuruk dan meratapi nasib. Fanny yang saat itu masih berusia belia justru semakin bersemangat untuk bisa bangkit dan mandiri, sebagaimana ketika kebanyakan orang menata masa depan mereka. Memilih bisnis kecantikan sebagai passion, Fanny membangun bisnisnya dengan nama Thisable Beauty Care. Wanita asalPontianak Kalimantan Barat kelahiran 1991 ini bekerjasama dengan Angkie Yudistia, CEO dari perusahaan Thisable Enterprise. Fanny dan sejumlah teman-teman di fabelnya yang bergabung dengan perusahaan ini, bisa mencapai mimpi dan membangun kesuksesan melalui bisnis. Semua ini tentu berkat kegigihan dan juga dukungan dari orang-orang terdekat. Putri Santoso, Co-Founder Kopi Tuli Foto: dok. gordi.id Perempuan berusia 29 tahun ini lahir dalam keadaan tuli. Setelah lulus dari jurusan Desain Komunikasi Visual di Universitas Bina Nusantara, Putri berupaya melamar pekerjaan. Tapi ia menghadapi penolakan sebanyak 500 kali dari berbagai perusahaan. Lelah ditolak sana-sini, Putri bersama dua orang temannya yang juga tuli memutuskan mendirikan Kopi Tuli. Warung kopi yang memperkerjakan pegawai disabilitas tuli. Kopi Tuli ingin berusaha meningkatkan interaksi antara orang-orang dengar dengan orang tuli agar bisa saling memahami. Kopi Tuli kini memiliki 16 pegawai disabilitas tuli dan dua cabang, yaitu di Krukut (Depok) dan Duren Tiga (Jakarta Selatan). Total omzet kedua cabang itu dalam sebulan sebesar Rp 200 juta. Share Tweet Share