You are here
Beranda > Media Umum > Cap Go Meh Dan Tradisi Pawai Tatung Singkawang Yang Di Rindukan

Cap Go Meh Dan Tradisi Pawai Tatung Singkawang Yang Di Rindukan


foto : IG @ayokesingkawang

MEDIAKAMU.com -

Perayaan Imlek pada tahun 2002 pada tanggal 1 Februari, rangkaian perayaan akan berakhir dengan momentum Cap Go Meh yang biasanya dilangsungkan secara meriah pada tanggal atau hari ke-15 setelah momen tahun baru tiba.

foto : IG @ayokesingkawang

Ada satu bentuk tradisi unik di salah satu wilayah yang selalu dinanti akan kemeriahan perayaan Cap Go Meh-nya, yakni tradisi Pawai Tatung yang hanya bisa dijumpai di Kota Singkawang, Kalimantan Barat.

Dikutip dari Indonesia kaya, tradisi pawai tatung akan berlokasi dan dimulai dari altar sebuah wihara. Di tempat tersebut, pendeta akan memberikan persembahan kepada para Dewa dan meminta untuk diberkahi keselamatan.

foto :goodnewsfromindonesia.id

Setelahnya pendeta membacakan mantra untuk memanggil roh dewa yang akan memasuki tubuh para tatung sehingga menjadi kebal ketika menusukkan berbagai macam benda tajam mulai dari besi, paku, kawat, pedang, pisau, dan berbagai benda tajam lainnya.

Selanjutnya, para tatung yang sudah menggunakan pakaian adat yang mewakili kelompok masyarakat Tionghoa dan Dayak akan diarak keliling Kota Singkawang dalam sebuah pawai yang meramaikan acara puncak perayaan Imlek atau Cap Go Meh.

foto : IG@ayokesingkawang

Tatung ternyata bukanlah wujud tradisi atau budaya asli yang dapat ditemukan di negara asal mayoritas suku Tionghoa itu sendiri, seperti China dan sebagainya. Tatung merupakan hasil dari akulturasi atau perpaduan budaya Tionghoa dan Dayak, yang kemudian menghasilkan budaya baru tanpa menghilangkan unsur asli dari dua budaya asalnya.

Perayaan Cap Go Meh sekaligus keunikan tradisi tatung terbesar di Singkawang sejak tahun 2009 telah ditetapkan sebagai salah satu momen penting di Kalender Wisata Nasional, dan selalu menjadi momen perayaan Imlek yang paling dinanti.

semenjak pandemi melanda, pawai tatung dan perayaan Cap Go Meh di Singkawang ditiadakan, dan hal yang sama juga kembali terjadi pada tahun 2022 ini, terlebih karena munculnya kembali peningkatan angka penyebaran Covid-19 yang terjadi.