You are here
Beranda > Bisnis Terkini > “Start From” Rp 5.000, Bisnis Minuman Pemuda Ini Raup Omzet Rp 60 Juta Per Bulan

“Start From” Rp 5.000, Bisnis Minuman Pemuda Ini Raup Omzet Rp 60 Juta Per Bulan


Foto : kompas.com

MEDIAKAMU.com -

Supriyanto, warga Desa Geneng, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora sukses berjualan minuman kekinian bernama “Segara” di pinggir jalan.

Ia mengawali bisnisnya dengan berjualan di kedai (kontainer) pinggir jalan, agar menghilangkan kesan mahal. Ia juga memberikan promo harga minuman mulai Rp 5.000.

Tak disangka, bisnis minuman kekinian yang baru dijalankannya sekitar satu tahun ini kini telah meraup omzet sekitar Rp 60 juta per bulan.

“Konsep kontainer alasan kita untuk menghilangkan kesan mahal, meskipun produk kita minuman kekinian, tapi kalau di kontainer itu orang enggak malu dan enggak sungkan untuk mampir, karena banyak sekali minuman di suatu ruko itu pasti akan terkesan mahal meskipun di situ sebenarnya juga murah,” ucap Supriyanto.

Selain menghilangkan kesan mahal, konsep kontainer juga memudahkan para calon pembeli yang enggak mau turun dari kendaraan.

Ataupun yang sudah pesan lalu ditinggal karena antre juga bisa. Dan yang paling penting ketika salah satu titik itu enggak strategis, kontainer tersebut dapat dipindahkan ke titik yang lebih strategis.

“Tagline kita itu minuman enak enggak harus mahal,” kata Supriyanto.

“Jadi setiap kedai kita selalu punya banner promo start from Rp 5.000 karena sebagian orang mikirnya kan minuman agak mahal ya.”

“Sehingga mereka bisa berhenti dulu lah, meskipun harganya enggak semuanya Rp 5.000,” katanya.

Supriyanto yang belajar meracik minuman secara otodidak, dari YouTube dan diskusi dengan beberapa temannya tersebut, mengaku perekrutan karyawan sangat penting untuk mempertahankan bisnis yang telah dijalankannya.

“Jadi kita lebih senang yang fresh sih, karena yang fresh lebih enak diatur dan diajari. Karena ada beberapa pengalaman kita mengajari yang sudah senior itu lebih sok tahu dan sebagainya,” katanya.

Sebelum karyawannya diterjunkan ke lapangan, mereka terlebih dahulu diberikan pelatihan selama 6 hari agar dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan.

“Jadi seluruh mitra meskipun di pinggir jalan, itu ada kewajiban untuk training, trainingnya saat ini baru terpusat di Blora, jadi kita memberikan fasilitas training 4 sampai 6 hari kita sediakan penginapan, kita lakukan pelatihan selama 4 hari, kalau 4 hari dirasa masih kurang bisa ada tambahan sampai 6 hari,” jelasnya.

Hingga sejauh ini, karyawan yang berada di manajemennya sekitar 30 orang. Belum lagi para mitra-mitra yang juga mempunyai sejumlah karyawan.