Soasio dan Tongowai, Situs Bersejarah di Bawah Laut Tidore Maluku Utara 03/01/2022 Foto : Shutterstock/Mancil Harsoyo MEDIAKAMU.com - Keindahan bawah laut Tidore memang tak ada habisnya. Di antara pemandangan bawah laut yang memukau, tedapat situs bawah air bersejarah, yakni Situs Soasio dan Situs Tongowai. Situs Soasio terletak di Tanjung Soasio, dengan posisi tepat di seberang Benteng Tahula. Ini adalah benteng pertahanan Spanyol yang digunakan pada 1662. Kepala Loka Riset Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir (LRSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Nia Naelul Hasanah menjelaskan, situs yang secara administratif merupakan bagian dari Kelurahan Soasio, Kecamatan Tidore ini berada di kedalaman 15-20 meter. “Jarak Situs Soasio sangat dekat dari jalan utama, yaitu sekitar 100 meter dan para penyelam dapat mengakses situs dengan mudah, dengan beach entry dari area Langgar Kota Maalu di bawah Benteng Tahula, melalui Giant Step Diving dari area pemancingan warga atau menggunakan perahu dari pelabuhan nelayan”, ujar Nia. Ada beberapa artefak yang ditemukan terkubur di dasar laut Tidore dan beberapa lainnya di permukaan laut yang tertutup terumbu karang. Temuan sampel artefak keramik dari Situs Soasio termasuk fragmen piring dan mangkok keramik biru putih dari China, tepatnya dari masa pemerintahan Kaisar Wanli pada masa Dinasti Ming (1572-1620) dan saru piring utuh bermotif folra fauna yang diproduksi di Swatouw, China Selatan, pada masa Kaisar Wanli. Ada pula satu jenis keramik dari masa Kaisar Tianqi (1620-1627) yang bermotif seorang pemusik dengan alat tradisional. Situs Soasio memiliki pemandangan bawah laut yang sangat memukau, seperti adanya terumbu karang dan ikan-ikan cantik. Adapun jenis ikan yang bisa ditemukan di sini seperti ikan asosiasi dan ornamental dengan jenis-jenis Chaetodon atau ikan kepe-kepe, serta ikan Target atau ikan ekonomis, seperti kerapu, kakap, baronang, ekor kuning, serta mini baracuda. Kondisi air lautnya yang jernih membuat jarak pandang di bawah air dapat mencapai 15-20 meter, dengan arus tenang dan kontur dasar berupa Reef slope. Beberapa temuan artefak di situs ini seperti meriam dan sejumlah fragmen guci gerabah. Pada kedalaman 37-42 meter, sepertinya masih dapat ditemukan artefak berupa meriam besi. Meriam saat ini terkubur lebih dari setengah ukurannya dalam posisi miring sekitar 60 derajat dengan mulut meriam menghadap ke arah timur. “Beberapa bagian meriam telah tertutup sedimen,” ucap Nia. Situs Tongowai sangat mudah diakses oleh penyelam, baik menggunakan perahu maupun langsung dengan beach entry dari belakang perumahan penduduk di Kelurahan Tongowai. Sayangnya, Situs Tongawai sempat dijarah pada 1900-an dan banyak artefak yang diangkat oleh para penjarah. Menurut penduduk dan pemerintah daerah, pengangkatan itu dilakukan oleh perusahaan pemburu harta karun dari Jepang. Kami harap dapat menjadikan Tidore sebagai lokasi wisata bahari yang tidak hanya mendapat perhatian wisatawan mancaengara, tetapi juga wisatawan domestik,” ungkap Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Kusdiantoro. Sumber : kompas.com Share Tweet Share